Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
Anda berminat dengan homeschooling? Kalian mempertimbangkan untuk menerapkan homeschooling bagi putera-puteri Anda? Apa yg wajib dilakukan? Informasi tentang apa yg sebaiknya diketahui?



1. Homeschooling itu LEGAL

Homeschooling merupakan salah satu model belajar bagi anak-anak. Homeschooling bukan berarti tidak belajar. Sekolah bukan satu-satunya daerah belajar anak serta tutorial anak untuk mempersiapkan masa depannya.

Di dalam sistem pendidikan Indonesia, kehadiran homeschooling merupakan legal. Keberadaan homeschooling mempunyai dasar hukum yg terperinci di dalam UUD 1945 maupun di dalam UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut jalur pendidikan informal. Siswa homeschooling bisa mempunyai ijazah sebagaimana siswa sekolah serta bisa melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi manapun apabila menghendakinya.



2. Apa argumen Kalian memilih Homeschooling?

Banyak argumen orang-orang tua memilih homeschooling. Secara general, argumen mutlak orang-orang memilih homeschooling merupakan tidak puas dengan model sekolah umum serta ingin menunjukkan pendidikan yg berkualitas terhadap anak. Selain itu, ada yg melakukan homeschooling sebab ada kebutuhan khusus pada anak; umpama autis, anak-fokus, berbakat, dsb.

Identifikasi argumen Kalian sendiri untuk memilih homeschooling supaya Kalian bisa menentukan solusi yg cocok untuk model homeschooling Anda. Identifikasi juga kendala alias concern Kalian tentang homeschooling untuk Kalian cari jawabannya. Pertanyaan yg tidak jarang timbul diantaranya: apakah saya bisa, kami orang-orang tua yg bekerja, saya tidak pandai, saya tidak sabaran, apakah saya wajib membimbing sendiri semuanya?

Jika Kalian terbukti ingin melakukan homeschooling, ujilah seberapa jauh komitmen Kalian terhadap homeschooling putera-puteri Anda. Bagaimana Kalian menempatkan homeschooling dalam prioritas eksklusif serta keluarga Anda? Berapa tidak sedikit waktu Kalian yg bisa Kalian sediakan untuk homeschooling?

Homeschooling merupakan suatu proses yg bisa dilakukan oleh orang-orang tua manapun yg mencintai serta berdedikasi pada puteri-puterinya. Apapun latar belakang pendidikan alias pekerjaan Anda, tidak menghalangi Kalian untuk melakukan homeschooling. Yang diharapkan merupakan komitmen, kesediaan belajar, serta bekerja keras. Homeschooling terbukti bukan suatu faktor yg mudah, melainkan homeschooling bisa dijalankan sebab telah jutaan orang-orang tua yg mempraktekkannya.

It works and it’s worthed. Kerja keras Kalian akan membuahkan yg akan terjadi menyenangkan saat anak Kalian tumbuh dengan gembira serta keluarga Kalian berkembang bersama dengan berkualitas.

Kerja keras Kalian akan membuahkan yg akan terjadi menyenangkan saat anak Kalian tumbuh dengan gembira serta keluarga Kalian berkembang bersama dengan berkualitas.

Kerja keras Kalian akan membuahkan yg akan terjadi menyenangkan saat anak Kalian tumbuh dengan gembira serta keluarga Kalian berkembang bersama dengan berkualitas.



3. Cari info sebanyak-banyaknya.

Cari info untuk menjawab pertanyaan serta concern eksklusif Anda.

Di Internet terdapat tidak sedikit sekali info tentang homeschooling di seluruh. Carilah memakai Yahoo alias Google dengan kata kunci “homeschooling”, jadi Kalian akan memperoleh tidak sedikit sekali link tentang homeschooling di beberapa penjuru dunia. Untuk info tentang homeschooling di Indonesia, Kalian bisa menyimak milis SekolahRumah. Atau cari di mesin pencari dengan kata kunci “homeschooling Indonesia”. Dari waktu ke waktu terus tidak sedikit info serta websites tentang praktek homeschooling di Indonesia.

Selain itu, bacalah postingan alias buku-buku tentang homeschooling. Salah satu buku yg sangat menolong kami memahami homeschooling merupakan “The Complete Idiot Book to Homeschooling”. Buku itu membahas tentang homeschooling dengan bahasa yg sangat sederhana serta mudah dimengerti.

Hadirilah seminar homeschooling serta berbincanglah dengan orang-orang tua yg telah mempraktekkan homeschooling bagi putera-puterinya. Seperti yg Kalian ketahui, setiap keluarga menjalankan homeschooling dengan tutorial yg berbeda-beda. Dengan tidak sedikit belajar serta menyimak, Kalian akan memperoleh rasio untuk rancangan homeschooling yg sesuai bagi putera-puteri Kalian serta kondisi keluarga Anda.

Selama Kalian mencari informasi, pastikan semua pertanyaan serta concern Kalian terjawab.



4. Memilih metoda Homeschooling

Banyak metoda pendidikan yg bisa diterapkan untuk homeschooling. Pilihlah yg sesuai dengan gaya anak-anak Kalian belajar.

Metode homeschooling sangat beragam: mulai yg sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yg sangat terstruktur (school at-home). Unschooling merupakan membiarkan anak-anak belajar apa saja sesuai minatnya serta orang-orang tua tinggal memfasilitasinya. School at-home merupakan model belajar semacam sekolah reguler, dengan memakai buku pegangan semacam sekolah, hanya saja belajarnya di rumah.

Diantara dua metode itu ada tidak sedikit sekali metode belajar yg bisa diterapkan dalam homeschooling, misalnya: Montessori, Waldorf, Unit Studies, Charlotte Mason, dll.

Kunjungi situs-situs metode belajar yg ingin Kalian ketahui.



5. Memilih Kurikulum serta Materi Ajar

Departemen Pendidikan Nasional RI telah mengembangkan kurikulum yg bisa Kalian download dengan cuma-cuma di sini. Jika Kalian ingin mengikuti ujian kesetaraan, perhatikan kurikulum itu untuk mengenal target pendidikan yg wajib dicapai putera-puteri Anda.

Jika Kalian ingin memakai kurikulum lain tidak hanya yg dikembangkan Depdiknas, itu merupakan hak Kalian sepenuhnya untuk menunjukkan yg paling baik bagi putera-puteri Anda. Pada umumnya, orang-orang tua homeschooling memilih serta menggabungkan bermacam kurikulum sesuai dengan kebutuhannya. Di luar negeri, terdapat tidak sedikit kurikulum yg bisa Kalian download dengan cara gratis.

Untuk bahan ajar, Kalian bisa memakai materi yg telah Kalian miliki, dari toko buku, alias yg akan terjadi kreativitas Anda. Ide-ide materi pengajaran juga terdapat sangat berlimpah di Internet serta bisa Kalian peroleh dengan cara gratis maupun berbayar.



6. Bentuk Komunitas Pendukung

Salah satu prinsip homeschooling merupakan memanfaatkan segala sumber daya yg ada di kurang lebih kita (belajar apa saja, di mana saja, bersama siapa saja, kapan saja). Salah satu sumber daya yg wajib kita manfaatkan merupakan keluarga. Sebarkan agenda Kalian tentang homeschooling pada orang-orang tua, mertua, serta keluarga terdekat jadi mereka tidak menjadi perintang, melainkan justru menjadi pendukung serta sumber belajar (resource person) bagi putera-puteri Anda.

Jika ada Komunitas Homeschooling di kurang lebih Anda, bergabunglah supaya Kalian bisa bertukar pengalaman serta saling share materi belajar yg dimiliki. Jika di kurang lebih Kalian tetap belum ada Komunitas Homeschooling, jadikan diri Kalian sebagai pionir bagi homeschooler di kurang lebih Anda. Semakin tidak sedikit kawan untuk saling berkaca serta terus tidak sedikit pengalaman untuk berbagi, terus mudah homescholing dijalankan.



7. Just start it

Jika Kalian telah mantap menempuh homeschooling, mulailah mempraktekkannya untuk putera-puteri Anda. Jangan menantikan segala sesuatu tepat serta ideal. Yang paling penting merupakan memulainya serta Kalian terbukti berkomitmen menjalankannya.

Ketika mempraktekkan suatu metode tertentu untuk putera-puteri Anda, jangan mudah menyerah kalau metode itu tidak bekerja baik bagi Kalian serta putera-puteri Anda. Ingatlah bahwa setiap anak dilahirkan spesial, mereka mempunyai kelebihan & kekurangan masing-masing. Kakak beradik saja sering mempunyai sifat serta gaya belajar yg berbeda.

Lenturkan diri Kalian hingga Kalian menemukan metode yg paling sesuai. Jangan merasa enggan untuk berubah alias mencoba, sebab homeschooling menunjukkan fleksibilitas bagi Kalian untuk menemukan serta memilih hal-hal yg paling sesuai bagi putera-puteri Kalian serta Kalian sendiri. Itulah asyiknya homeschooling.

Tulisan ini pasti saja tidak lengkap serta sempurna. Walaupun begitu, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi Anda. Selamat menjalankan homeschooling; hari-hari yg bagus serta tumbuh bersama putera-puteri Kalian dengan bahagia!
Ketika kita memaknai belajar sebagai proses mengeluarkan potensi anak, titik pergi kita dalam proses belajar merupakan anak. Pendekatan ini akan membikin kita berusaha mencari proses belajar yg lebih eksploratif. Subyek dalam proses pembelajaran bukan lagi mata pelajaran alias ketrampilan yg wajib dikuasai, melainkan pada anak itu sendiri.

Dalam pembelajaran eksploratif, semenjak kecil kita membiasakan diri untuk lebih menekankan pendekatan bertanya dan berdiskusi daripada mengajari dan memerintah. Kita semakin mencari umpan balik pendapat dan opini anak, dan memakai apa-apa yg dinyatakannya sebagai titik untuk berkembang.

Saat melihat film, kita bertanya terhadap anak apa yg ditontonnya. Saat membacakan buku, kita bertanya terhadap anak apa isinya dan pendapatnya. Usai berjalan-jalan keluar, kita bertanya pengalamannya. Saat dirinya berminat sesuatu, kita menantangnya dengan proyek dan ketrampilan. Dan sebagainya.

Sejak dini, kita membiasakan anak untuk berinisiatif dan berpendapat. Kita menciptakan kultur di dalam keluarga yg menghargai inisiatif dan pendapat anak; bukan mematikannya.

Berawal dari pertanyaan, keingintahuan, dan ketertarikan anak, semuanya mampu menjadi proses pembelajaran yg luar biasa. Bahkan untuk belajar mata pelajaran sekalipun. Kita mampu memulainya dengan menyediakan buku dan materi belajar sesuai level mereka. Biarkan mereka menyimak dan mendalami suatu tema tertentu. Tugas kita sebagai orangtua homeschooling merupakan menggali sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yg dipelajarinya dan kemudian memperkayanya (jika diperlukan).
“Homeschooling itu mengajak guru privat, kan?”
“Homeschooling itu ikut bimbel, kan?”
“Homeschooling itu gurunya orangtua, kan?”

Begitulah kira-kira angan-angan pertanyaan serta jawaban yg tidak jarang aku dengar. Jawaban mana yg benar?

belajarMenurutku, jawaban yg paling mendekati merupakan jawaban yg ketiga. Walaupun, jawaban itu pun tidak terlalu cocok sebab yg mampu menjadi guru dalam homeschooling tidak wajib orangtua, tetapi mampu siapa saja. Sebab, homeschooling merupakan suatu model pendidikan di mana orangtua memilih bertanggung jawab sendiri dalam penyelenggaraan pendidikan anak-anaknya.

Dalam konsepsi yg lebih umum, istilah homeschooling atau juga tidak jarang disebut dengan istilah sekolahrumah sebetulnya bukan faktor yg asing. Substansi homeschooling lumayan dikenal luas di kalangan orang-orang dewasa. Sebab, substansi dari homeschooling merupakan belajar berdikari atau belajar otodidak. Kegiatannya serupa dengan yg dilakukan orang-orang dewasa dikala mencari info yg dibutuhkan.

Sebagai orang-orang dewasa, kita tidak mencari info dengan tutorial bersekolah. Tetapi, kita mencari info dari sumber-sumber manapun yg menurut kita mampu menunjukkan jawaban yg kita butuhkan. Kita bertanya terhadap teman, berkonsultasi dengan ahli, pergi ke toko buku, menyimak literatur, melihat VCD, datang ke perpustakaan, mencari di Internet, aktif terlibat di Forum, datang ke seminar, mengikuti kursus, serta sebagainya. Pokoknya, kita mencari sumber ke manapun yg menurut kita mampu menunjukkan informasi/solusi atas hal-hal yg ingin kita ketahui/selesaikan.

Nah, sebetulnya homeschooling itu idenya tidak lebih lebih sama semacam itu. Alih-alih belajar di bangku sekolah (materi pendidikan yg belum pasti  diperlukan oleh anak), orang-orang tua serta anak-anak terlibat aktif untuk menentukan apa-apa yg ingin dipelajarinya. Anak-anak serta orang-orang tualah yg memutuskan, bukan guru serta sistem sekolah. Kalau tidak puas dengan satu metode atau sumber, anak-anak mampu beralih ke metode atau sumber lain.

Karena pergi dari kebutuhan/minat anak, dalam homeschooling semenjak kecil anak-anak belajar mandiri; mulai mengenali apa yg bekerjasama dengan dia sendiri (minat, kekuatan, kelemahan, gaya belajar), sampai hal-hal lain yg ada di sekitarnya. Mau tidak mau, anak akan terlatih mencari sendiri sesuatu yg dibutuhkannya. Tentu saja akan ada jenjang-jenjang, mulai pendampingan ketat sampai kemandirian anak-anak dalam mengenali kebutuhannya serta mencari sumber pengetahuan/ketrampilan yg menjawab kebutuhannya.

Tentu saja proses untuk menjadi seorang pembelajar berdikari atau seorang otodidak bukanlah suatu faktor yg instan serta mudah. Tapi justru di situlah tantangannya. Sekali anak mampu berdikari serta terampil dalam proses belajarnya, anak akan berkembang serta mengikuti keadaan dengan segala persoalan kehidupan yg dihadapinya.

Itulah asyiknya homeschooling!